.. Cerita-cerita yang dikumpulkan mengenai kelebihan Ratib Al-Haddad banyak tercatat dalam buku Syarah Ratib Al-Haddad, antaranya;
Telah
berkata Habib Abu Bakar bin Abdullah Al-Jufri yang bertempat tinggal di
Seiwun (Hadhramaut): "Pada suatu waktu kami rombongan sedang menuju ke
Makkah untuk menunaikan ibadah Haji, kapal laut kami kandas, tidak dapat
meneruskan perjalanannya kerana tidak ada angin yang mendorongnya. Maka kami
berlabuh di sebuah pantai, lalu kami isikan gerbah-gerbah (tempat isi air
terbuat dari kulit) kami dengan air, dan kami pun berangkat berjalan kaki
siang dan malam, kerana kami bimbang akan ketinggalan Haji. Di suatu
perhentian, kami cuba meminum air dalam gerbah itu dan kami dapati airnya
payau dan asin, lalu kami buang air itu. Kami duduk tidak tahu apa yang mesti
hendak dibuat.
Maka
saya anjurkan rombongan kami itu untuk membaca Ratib Haddad ini,
mudah-mudahan Allah akan memberikan kelapangan dari perkara yang kami hadapi
itu. Belum sempat kami habis membacanya, tiba-tiba kami lihat dari kejauhan
sekumpulan orang yang sedang menunggang unta menuju ke tempat kami, kami
bergembira sekali. Tetapi bila mereka mendekati kami, kami dapati mereka itu
perompak-perompak yang kerap merampas harta-benda orang yang lalu-lalang di
situ.
Namun
rupanya Allah Ta'ala telah melembutkan hati mereka bila mereka mengetahui
kami terdampar di situ, lalu mereka memberi kami minum dan mengajak kami
menunggang unta mereka untuk disampaikan kami ke tempat sekumpulan kaum Syarif*
tanpa diganggu kami sama sekali, dan dari situ kami pun berangkat lagi menuju
ke Haji, syukurlah atas bantuan Allah kerana berkat membaca Ratib ini.
Cerita ini
pula diberitakan oleh seorang yang mencintai keturunan Sayyid, katanya:
"Sekali peristiwa saya berangkat dari negeri Ahsa'i menuju ke Hufuf. Di
perjalanan itu saya terlihat kaum Badwi yang biasanya merampas hak orang yang
melintasi perjalanan itu. Saya pun berhenti dan duduk, di mana tempat itu
pula saya gariskan tanahnya mengelilingiku dan saya duduk di tengah-tengahnya
membaca Ratib ini. Dengan kuasa Tuhan mereka telah berlalu di hadapanku
seperti orang yang tidak menampakku, sedang aku memandang mereka."
Begitu juga pernah berlaku semacam
itu kepada seorang alim yang mulia, namanya Hasan bin Harun ketika dia keluar
bersama-sama teman-temannya dari negerinya di sudut Oman menuju ke
Hadhramaut. Di perjalanan mereka terserempak dengan gerombolan perompak, maka
dia menyuruh orang-orang yang bersama-samanya membaca Ratib ini.
Alhamdulillah, gerombolan perompak itu lewat dengan tidak menggangu siapa
pun.
Apa yang
diberitakan oleh seorang Arif Billah Abdul Wahid bin Subait Az-Zarafi,
katanya: Ada seorang penguasa yang ganas yang dikenal dengan nama Tahmas yang
juga dikenal dengan nama Nadir Syah. Tahmas ini adalah seorang penguasa ajam
yang telah menguasai banyak dari negeri-negeri di sekitarnya. Dia telah
menyiapkan tentaranya untuk memerangi negeri Aughan.
Sultan Aughan yang bernama
Sulaiman mengutus orang kepada Imam Habib Abdullah Haddad memberitahunya,
bahwa Tahmas sedang menyiapkan tentera untuk menyerangnya. Maka Habib
Abdullah Haddad mengirim Ratib ini dan menyuruh Sultan Sulaiman dan rakyatnya
membacanya. Sultan Sulaiman pun mengamalkan bacaan Ratib ini dan
memerintahkan tenteranya dan sekalian rakyatnya untuk membaca Ratib i ini
dengan bertitah: "Kita tidak akan dapat dikuasai Tahmas kerana kita ada
benteng yang kuat, yaitu Ratib Haddad ini." Benarlah apa yang dikatakan Sultan
Sulaiman itu, bahwa negerinya terlepas dari penyerangan Tahmas dan terselamat
dari angkara penguasa yang ganas itu dengan sebab berkat Ratib Haddad ini.
Saudara penulis Syarah Ratib Al-Haddad ini yang bernama Abdullah bin Ahmad juga pernah mengalami peristiwa yang sama, yaitu ketika dia berangkat dari negeri Syiher menuju ke bandar Syugrah dengan kapal, tiba-tiba angin macet tiada bertiup lagi, lalu kapal itu pun terkandas tidak bergerak lagi. Agak lama kami menunggu namun tiada berhasil juga. Maka saya mengajak rekan-rekan membaca Ratib ini , maka tidak berapa lama datang angin membawa kapal kami ke tujuannya dengan selamat dengan berkat membaca Ratib ini.
Suatu
pengalaman lagi dari Sayyid Awadh Barakat Asy-Syathiri Ba'alawi ketika dia
belayar dengan kapal, lalu kapal itu telah sesat jalan sehingga membawanya
terkandas di pinggir sebuah batu karang. Ketika itu angin juga macet tidak
dapat menggerakkan kapal itu keluar dari bahayanya. Kami sekalian merasa
bimbang, lalu kami membaca Ratib ini dengan niat Allah akan menyelamatkan
kami. Maka dengan kuasa Allah datanglah angin dan menarik kami keluar dari
tempat itu menuju ke tempat tujuan kami dengan selamat.
Maka kerana itu saya amalkan
membaca Ratib ini. Pada suatu malam saya tertidur sebelum membacanya, lalu
saya bermimpi Habib Abdullah Haddad datang mengingatkanku supaya membaca
Ratib ini, dan saya pun tersedar dari tidur dan terus membaca Ratib Haddad
itu.
Di
antaranya lagi apa yang diceritakan oleh Syeikh Allamah Sufi murid
Ahmad Asy-Syajjar, yaitu Muhammad bin Rumi Al-Hijazi, dia berkata: "Saya
bermimpi seolah-olah saya berada di hadapan Habib Abdullah Haddad, penyusun
Ratib ini. Tiba-tiba datang seorang lelaki memohon sesuatu daripada Habib
Abdullah Haddad, maka dia telah memberiku semacam rantai dan sayapun
memberikannyakepada orang itu.
Pada hari besoknya, datang
kepadaku seorang lelaki dan meminta daripadaku ijazah (kebenaran guru) untuk
membaca Ratib Haddad ini, sebagaimana yang diijazahkan kepadaku oleh guruku
Ahmad Asy-Syajjar. Aku pun memberitahu orang itu tentang mimpiku semalam,
yakni ketika saya berada di majlis Habib Abdullah Haddad, lalu ada seorang
yang datang kepadanya. Kalau begitu, kataku, engkaulah orang itu."
Dari kebiasaan Syeikh
Al-Hijazi ini, dia selalu membaca Ratib Haddad ketika saat ketakutan baik di
siang hari mahupun malamnya, dan memang jika dapat dibaca pada kedua-dua masa
itulah yang paling utama, sebagaimana yang dipesan oleh penyusun Ratib ini
sendiri.
Ada seorang dari kota Quds
(Syam) sesudah dihayatinya sendiri tentang banyak kelebihan membaca Ratib
ini, dia lalu membuat suatu ruang di sudut rumahnya yang dinamakan Tempat
Baca Ratib, di mana dikumpulkan orang untuk mengamalkan bacaan Ratib ini di
situ pada waktu siang dan malam.
Di antaranya lagi, apa yang diberitakan oleh Sayyid Ali bin Hassan, penduduk Mirbath, katanya: "Sekali peristiwa aku tertidur sebelum aku membaca Ratib, aku lalu bermimpi datang kepadaku seorang Malaikat mengatakan kepadaku: "Setiap malam kami para Malaikat berkhidmat buatmu begini dan begitu dari bermacam-macam kebaikan, tetapi pada malam ini kami tidak membuat apa-apa pun kerana engkau tidak membaca Ratib. Aku terus terjaga dari tidur lalu membaca Ratib Haddad itu dengan serta-merta.
Setengah kaum Sayyid bercerita tentang pengalamannya: "Jika aku tertidur ketika aku membaca Ratib sebelum aku menghabiskan bacaannya, aku bermimpi melihat berbagai-bagai hal yang menyusahkan, tetapi jika sudah menghabiskan bacaannya, tiada pula bermimpi apa-apa pun."
Di antara
yang diberitakan lagi, bahwa seorang pecinta kaum Sayyid, Muhammad bin
Ibrahim bin Muhammad Mughairiban yang tinggal di negeri Shai'ar, dia
bercerita: "Dari adat kebiasaan Sidi Habib Zainul Abidin bin Ali bin
Sidi Abdullah Haddad yang selalu aku berkhidmat kepadanya tidak pernah sekalipun
meninggalkan bacaan Ratib ini. Tiba-tiba suatu malam kami tertidur pada awal
waktu Isya, kami tiada membaca Ratib dan tiada bersembahyang Isya, semua
orang termasuk Sidi Habib Zainul Abidin. Kami tiada sedarkan diri melainkan
di waktu pagi, di mana kami dapati sebahagian rumah kami habis terbakar.
Kini tahulah kami bahwa semua
itu berlaku kerana tidak membaca Ratib ini. Sebab itu kemudiannya kami tidak
pernah meninggalkan bacaannya lagi, dan apabila sudah membacanya kami merasa
tenteram, tiada sesuatupun yang akan membahayakan kami, dan kami tidak
bimbang lagi terhadap rumah kami, meskipun ia terbuat dari dedaunan korma,
dan bila kami tidak membacanya, hati kami tidak tenteram dan selalu
kegelisahan."
Kami rasa
cukup dengan beberapa cerita yang kami sampaikan di sini mengenai kelebihan
Ratib ini dan pembaca sendiri dapat meneliti lebih lanjut dari apa yang kami
cantumkan di sini, sehingga Sidi Habib Muhammad bin Zain bin Semait sendiri
pernah mengatakan dalam bukunya Ghayatul Qasd Wal Murad, bahawa roh
Saiyidina penyusun Ratib ini akan hadir apabila dibaca Ratib ini, dan di sana
ada lagi rahasia-rahasia kebatinan yang lain yang dapat dicapai ketika
membacanya dan ini adalah mujarab dan benar-benar mujarab, tiada perlu
diragukan lagi.
Berkata Habib Alwi bin Ahmad,
penulis Syarah Ratib Al-Haddad: "Siapa yang melarang orang membaca Ratib
ini dan juga wirid-wirid para salihin, niscaya dia akan ditimpa bencana yang
berat daripada Allah Ta'ala, dan hal ini pernah berlaku dan bukan omong
kosong."
Berkata Sidi Habib Muhammad
bin Zain bin Semait Ba'alawi di dalam kitabnya Ghayatul Qasd Wal Murad:
Telah berkata Saiyidina Habib Abdullah Haddad: "Sesiapa yang menentang
atau membangkang orang yang membaca Ratib kami ini, baik ada secara
terang-terangan atau disembunyikan pembangkangannya itu, akan mendapat
bencana seperti yang ditimpa ke atas orang-orang yang membelakangi zikir dan
wirid atau yang lalai hati mereka dari berzikir kepada Allah Ta'ala.
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan barangsiapa yang
berpaling dari mengingatiKu, maka baginya akan ditakdirkan hidup yang
sempit." (
Thaha: 124 )
Allah berfirman lagi: "Dan
barangsiapa yang berpaling dari mengingati Tuhan Pemurah, Kami bala’kan
baginya syaitan yang diambilnya menjadi teman." ( Az-Zukhruf: 36 )
Allah berfirman lagi: "Dan
barangsiapa yang berpaling dari mengingati Tuhannya, Kami akan
memberinya kepada siksa yang
menyesakkan nafas." ( Al-Jin: 17). Apa lagi yang hendak diterangkan
mengenai Ratib ini untuk mendorong anda supaya melazimkan diri mengamalkan
bacaannya setiap hari, sekurang-kurangnya sehari setiap malam, mudah-mudahan
anda akan terbuka hati untuk melakukannya dan mendapat faedah daripada amalan
ini.
*Syarif atau Asyraf ialah orang-orang yang berketurunan dari Rasulullah SAW yang juga dikenal dengan Sayyid (Syed)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar