Cari lampu penerangan hajat? klik disiniCari keripik pisang banten klik disini jajanan nikmat ADA di sini jajanan nikmat ADA di sini TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA KUMPULAN-HADITS-HADITS: Terjemah Mantiq Sullamul Munauraq

Terjemah Mantiq Sullamul Munauraq

Terjemah Mantiq Sullamul Munauraq

Nama kitab: Terjemah Kitab Sullamul Munauraq
Judul asal: متن السلم المنورق
Bidang studi: Ilmu Mantiq (logika)
Pengarang: Abu Zaid Abdurrahman Al-Akhdari (أَبي زَيْدٍ عَبْدِ الرَّحْمنِ بنِ مُحَمَّدٍ الصَّغيرِ الأَخْضَرِيِّ)
Judul kitab asal: مَتْنُ السُّـلَّمِ المُنَوْرَق في علم المنطق
Penerjemah:


PEMBUKAAN (MUKADIMAH)


بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله الذي قد اخرجا *** نتائج الفكر لأرباب الحجا .1

وحط عنهم من سماء العقل *** كل حجاب من سحاب الجهل .2

حتى بدت لهم شموس المعرفة *** رأوا مخدراتها منكشفة 3

نحمده جل على الإنعام *** بنعمة الإيمان والإسلام 4

من خصنا بخير من أرسلا *** وخير من حاز المقامات العلا 5

محمد سيد كل مقتفى *** العربي الهاشمي المصطفى 6

صلى عليه الله مادام الحجا *** يخوض من بحر المعاني لججا 7

وأله وصحبه ذوي الهدى *** من شبهوا بأنجم في الإهتدا 8

1. segala puji bagi allah dzat yang sunggu telah menampak kan berbagai bentuk pemikiran kepada orang-orang yang memiliki akal

2. dan dzat yang telah menghilangkan (menyingkap) setiap tabir penutup yakni kabut kebodohan dari langit pikiran

3. sehingga menjadi terbit (terang) matahari pengetahuan bagi mereka yang ahirnya mereka dapat melihat setiap permasalahan rumit terurai dengan jelas

4. kami memuji kepada Allah dzat yang maha agung atas segala nikmat yakni berupa nikmat yang berupa iman dan islam

5. dialah dzat yang telah memberi keistimewaan kkepada kita dengan manusia terbaik yang terutus dan sebaik-baik manusia yang mendapatkan derajat tinggi

6. Yaitu nabi muhammad pemimpin dari orang-orang yang di ikuti (ditaati) ، berbangsa arab , keturunan bani hasyim dan manusia pilihan

7. semoga allah swt selalu melimpahkan tambahan rahmat kepada beliau sepanjang akal fikiran masih tetap bergerak menyelami permasalahan-permasalahan rumit dari makna-makna yang luasnya bak laksana lautan

8. dan semoga allah juga melimpahkan tambahan rahmatnya kepada keluarga dan para sahabat beliau para pemilik petunjuk , adalah mereka yang di ibaratkan bintang-bintang dalam memberikan petunjuk

KEDUDUKAN ILMU MANTIQ


وبعد فالمنطق للجنان *** نسبته كالنحو للسان 9

فيعصم الأفكار عن غي الخطا *** وعن دقيق الفهم يكشف الغطا 10

فهاك من اصوله قواعدا *** تجمع من فنونه فوائدا 11

سميته بالسلم المنورق *** يرقى به سماء علم المنطق 12

والله ارجو ان يكون خالصا *** لوجهه الكريم ليس قالصا 13

وان يكون نافعا للمبتدي *** به الى المطولات يهتدي 14

9. Dan setelah membaca basmalah dan hamdalah . sholawat serta salam . Kedudukan ilmu mantiq bagi hati (akal) sebanding dengan kedudukan ilmu nahwu bagi lisan

10. ilmu ini menjaga fikiran dari terjadinya kesalahan yang tidak di sengaja dan membuka penutup pemahaman yang rumit

11. Maka ambillah beberapa qoidah dari dasar-dasar ilmu mantiq , dimana qoidah tersebut dapat mengumpulkan faidah dari cabang-cabang ilmunya

12. Aku namakan (karya ini) dengan nama sullam munawwaroq (tangga yang dihiasi) dimana dengan karya ini dapat di gapai ilmu mantiq yang tinggi laksana langit

13. Dan hanya kepada allah aku berharap semoga kitab ini menjadi karya yang murni karena allah semata dan tiada berkurang sedikitpun manfaatnya

14. dan semoga kitab ini bermanfaat bagi pemula yang baru mempelajari ilmu mantiq , hingga mendapatkan petunjuk agar sampai pada kitab-kitab yang lebih luas pembahasan nya.

HUKUM MEMPELAJARI ILMU MANTIQ


فَصْلٌ في جَوازِ الاشْتِغَالِ بهِ

15 وَالخُلْفُ في جَوازِ الاشْتِغالِ *** بِهِ عَلى ثَلاثَةٍ أَقْوالِ
16 فَابْنُ الصَّلاحِ وَالنَّواوي حَرَّما *** بوَقالَ قَوْمٌ يَنْبَغي أَنْ يُعْلَما
17 وَالقَوْلَةُ المَشْهُورَةُ الصَّحِيحةْ *** جَوَازُهُ لِسالِمِ القَريحَةْ
18 مُمَارِسِ السُّنَّةِ وَالكِتابِ *** لِيَهْتَدي بِهِ إِلى الصَّوابِ

15. Terjadinya perbedaan wacana (antara yang ahli) tentang status hukum kebolehan memperdalam ilmu mantiq dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:

16. Pertama, Ibnu Shalah (643 H), dan Imam An Nawawi (631-676 H) berpendapat haram, dan (kelompok kedua) sebagian kelompok mengatakan ilmu ini sebaiknya diketahui.

17. Dan pendapat (ketiga) yang terkenal menyatakan bahwa memperdalam ilmu mantiq adalah sahih (benar) bagi mereka yang memiliki kesempurnaan akal, yang mengerti seluk beluk hadis dan al-Quran.

18. Yang menguasai betul hadits dan Al Quran. Hal ini supaya mereka yang bernalar logis bisa memperoleh petunjuk dan ilmu mantiq sampai pada kebenenaran yang hakiki.

JENIS ILMU DAN KLASIFIKASINYA


أَنْواعُ العِلْمِ الحَادِثِ

19 إِدْراكُ مُفْرَدٍ تَصَوُّراً عُلِمْ *** وَدَرْكُ نِسْبَةٍ بِتَصْديقٍ وُسِمْ
20 وَقُدِّمَ الأَوَّلُ عِنْدَ الوَضْعِ *** لأَنَّهُ مُقَّدَّمٌ بِالطَّــبْعِ
21 وَالنَّظَريْ ما احْتاجَ لِلتَّـأَمُّلِ *** وَعَكْسُهُ هُوَ الضَّروريُّ الجَلي
22 وَما إِلى تَصَوُّرٍ بِهِ وُصِلْ *** يُدْعى بِقَوْلٍ شَارِحٍ فَـلْـتَـبْـتَـهِـلْ
23 وَمَا لِتَصْدِيقٍ بِهِ تُـوُصِّلا *** بِحُجَّةٍ يُـعْرَفُ عِنْدَ العُقَلا

19. Ilmu itu dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: a) Tashawwur (diskriptif), artinya ilmu yang didapat dari arti kata-kata secara mandiri. b)Tashdiq (pembenaran), artinya ilmu yang diperoleh darihasil pendiskripsian arti satu kata (mufrad).

20. Dan dalam hal ini, pengertian awal (yaitu diskripsi) menjadi obyek awalnya, sebab karakternya memang harus mendahulukan adanya diskripsi lebih dahulu yang harus dimunculkan.

21. Ilmu itu dapat diklasifikai lagi menjadi dua macam, yaitu: a) Ilmu nazhari, yaitu ilmu yang didapat dari pemikiran panjang logis; b) Ilmu Dharuri, yaitu ilmu yang didapat tidak melalui pemikiran panjang.

22. Sesuatu yang dapat dipertemukan dengan sesuatu yang terdapat pada ilmu tashawwur itu, bisa berhasil dengan menggunakan kata syarih (jelas).

23. Jika susunan kata dalam bait itu dibuat biasa sebagaimana tidak dalam bentuk bait, maka artinya adalah sesuatu yang bisa dipakai untuk menyampaikan sesuatu pada ilmu tasawwur itu, disebut dengan istila Qaul Sarih. Jika demikian, beribadahlah!

Definisi dalam Ilmu Mantiq

Dalam ilmu mantiq kali ini dijelaskan tentang cara membuat takrif atau definisi, pemakaian kata (lafadz), dilalah dan indikasinya.


DILALAH (INDIKASI) DAN KLASIFIKASINYA


أنوَاعُ الدّلالةِ الوَضْعِيَّةِ

24 دَلالةُ اللَّفْظِ عَلى ما وافَقَهْ *** يَدْعُونَها دَلالَةَ المُطابَقَةْ
25 وَجُزْئِــهِ تَـضَمُّناً وَما لَزِمْ *** فَهْوَ الْـتِزامٌ إِنْ بـِعَقْــلٍ الْتـَـزَمْ

24. Dilalah adalah suatu petunjuk kata yang dipakai untuk sesuatu arti, sesuai dengan petunjuk yang melekat padanya (sesuai dengan karakter yang melekat padanya).

25. Jika dilalah (petunjuk kata) yang dipakai untuk sesuatu itu hanya sesuai dengan bagian-bagian artinya, maka namanya adalah dilalah tadhomuniyah. Jika sesuai dengan sesuatu yang erat hubungannya dengan arti yang terkandung di dalamnya, maka namnya dilalah iltizamiyah.


PEMBAHASAN LAFADZ


فَصْلٌ في مباحِثِ الأَلـــْفاظِ

26 مُسْـتَـعْمَلُ الأَلْفاظِ حَيْثُ يــُـوجَدُ *** إِمَّا مُرَكَّبٌ وَإِمَّا مُفْرَدُ
27 فَأَوَّلٌ ما دَلَّ جُزْؤُهُ عَلى *** جُزُءِ مَعْناهُ بِعَكْسِ ما تلا
28 وَهْوَ عَلى قِسْمَيْنِ أَعْني المُفْرَدا *** كُـلِّـيٌّ أَوْ جُزْئِيٌّ حَيْثُ وُجـِــدا
29 فَمُفْهِمُ اشْتِراكٍ الكُـلِّيُّ *** كَـأَسَدٍ وَعَكْسُهُ الجُزْئِيُّ
30 وَأَوَّلاً لِلذَّاتِ إِنْ فيها انْدَرَجْ *** فَانْسِبْهُ أَوْ لِعارِضٍ إِذا خَرَجْ
31 وَالكُـلِّـيَّاتُ خَمْسَةٌ دُونَ انْتِقاصْ *** جِنْسٌ وَفَصْلٌ عَرَضٌ نَوْعٌ وَخاصْ
32 وَأَوَّلٌ ثَلاثَةٌ بِلا شَطَطْ *** جِنْسٌ قَريبٌ أَوْ بَعيدٌ أَوْ وَسَطْ

26. Diberlakukannya lafadz (kata) itu, pada saat lafadz tersebut saling bertemu dan keadaan ini bisa dilihat dari adanya dua bentukya, yaitu murakkab dan mufrad.

27. Yang pertama (murakkab) adalah lafadz atau kata yang bagian-bagiannya menunjukkan pada bagian-bagian artinya. Bukan sebaliknya.

28. Lafadz mufrad itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu lafadz Mufrad Kulli dan lafadz mufrad juz'iy.

29. Di mana saja lafadz mufrah itu berada maka yang memberikan arti bersamaan (kebersamaan/isytirak) dikenal dengan sebutan kulliy, seperti lafadz Asadun. Dan kebalikan lafadz kulliy adalah juz'iy.

30. Yang pertama (yaitu mufrad kulliy) jika dihubungkan dengan hal lain yang menjadi esensinya, maka kulliy ini dinamakan kulliy zatiy, jika dihubungkan dengan hal-hal yang di luarnya (aridiy /aksidental sifatnya), maka dinamakan kulliy aridiy.

31. Lafadz kulliy itu ada lima tanpa kurang, yaitu kulliy jinsi (genus), kulliy fashal (differential), kulliy aradh (common), kulliy nau' (species), dan kulliy khas (proper).

32. Kulliy yang pertama (yaitu kulliy jinsiy), ada tiga, yaitu jins dekat (qarib /sufla), jinsi jauh (ba'id/ulya) dan jinsi tengah (wustha).

TEORI PERBANDINGAN DALAM LAFADZ-LAFADZ


فَصْلٌ في بَيانِ نِسْبَةِ الأَلْفاظِ لِلْمَعاني

33 وَنِسْبَةُ الأَلْفاظِ لِلْمَعاني *** خَمْسَةُ أَقْسَامٍ بلا نُقْصانِ
34 تَواطُؤٌ تَشَاكُكٌ تَخَالُفُ *** وَالاشْتِراكُ عَكْسُهُ التَّرادُفُ
35 وَاللَّفْظُ إِمَّا طَلَبٌ أَوْ خَبَرُ *** وَأَوَّلٌ ثَلاثَةٌ سَتُذْكَرُ
36 أَمْرٌ مَعَ اسْتِعْلا وَعَكْسُهُ دُعا *** وَفي التَّساوِي فَالْتِماسٌ وَقَعا

33. Mempersamakan (relasisasi/penisbatan) beberapa kata dengan beberapa artinya, itu ada lima,

34. yaitu relasi tawathu', relasi tasyakuk, relasi takhaluf, relasi taraduf dan relasi isytirok.

35. Adapun bentuk lafadz murakkab (yang tersusun) itu ada dua, yaitu lafadz thalab dan lafadz khobar. Sedang lafadz pertama (yaitu thalab) bentuknya ada tiga,

36. Yaitu, a) amar, beserta adanya perintah dari orang yang kedudukannya lebih tinggi, b) sebalikntya, yaitu doa, dari orang yang kedudukannya di bawah, c) iltimas, dari orang yang kedudukannya sama.

JUSTIFIKASI LAFADZ KULLIY-KULLIYAH DAN JUZ'IY-JUZ'IYAH


فَصْلٌ في بَيانِ الكُلِّ والكُـلِّـيَّـةِ وَالجُزْءِ وَالجُزْئــِيَّةِ

37 الكُلُّ حُكْمُنا عَلى المَجْمُوعِ كَكُلِّ ذاكَ لَيْسَ ذا وُقُوعِ
38 وَحَيْـثُما لِكُلِّ فَرْدٍ حُكِما فَإِنَّهُ كُـلِّـيَّـةٌ قَدْ عُلِما
39 وَالحُكْمُ لِلْبَعْضِ هُوَ الجُزْئِيَّةْ وَالجُزْءُ مَعْرِفَتــُــُهُ جَلِيَّةْ

37. Kulliy adalah penghukuman (justifikasi) lafadz terhadap sekumpulan secara keseluruhan, sebagaimana (keadaan) lafadz kullun tersebut sudah tidak pernah terjadi.

38. Dan di manapun berada, tidap-tiap kesendirian itu, disebut dengan nama Kulliy Fardiy. Oleh sebab itu dapat diketahui bahwa ketetapan hukum yang ada adalah kulliy.

39. Dan menetapkan hukum pada bagian-bagiannya, dikenal dengan sebutan Juz'iyyah dan mengetahui masalah juz'iyyah itu, memang sudah jelas.

DEFINISI


فَصْلٌ في المُعَرِّفاتِ

40 مُعَرِّفٌ إِلى ثَلاثَةٍ قُسِمْ حَدٌّ وَرَسْمِيٌّ وَلَفْظِيٌّ عُلِمْ
41 فَالحَدُّ بِالجِنْسِ وَفَصْلٍ وَقَعا وَالرَّسْمُ بِالجِنْسِ وَخاصَّةٍ مَعا
42 وَناقِصُ الحَدِّ بِفَصْلٍ أَوْ مَعا جِنْسٍ بَعيدٍ لا قَريبٍ وَقَعا
43 وَناقِصُ الرَّسْمِ بِخَاصَّةٍ فَقَطْ أَوْ مَعَ جِنْسٍ أَبْعَدْ قَدِ ارْتَبَطْ
44 وَمَا بِلَفْظِيٍّ لَدَيْهِم شُهِرا تــَـبْديلُ لَفْظٍ بِرَديفٍ أَشْهَرا
45 وَشَرْطُ كُلٍّ أَنْ يُرى مُطَّرداً مُنْعَكِساً وَظاهِراً لا أَبْعَدا
46 وَلا مُساوِياً وَلا تَجَوَّزا بِلا قَرِيْـنَةٍ بِها تَحَرَّزا
47 وَلا بِما يُدْرَى بِمَحْدُودٍ وَلا مُشْتـــَـرِكٍ مِنَ القَرينَةِ خَلا
48 وَعِنْدَهُم مِنْ جُمْـلَـةِ المَرْدودِ أَنْ تــَـدْخُلَ الأَحْكامُ في الحُدُودِ
49 وَلا يَــجُوزُ في الحُدُودِ ذِكْرُ أَوْ وَجَائِزٌ في الرَّسْمِ فَادْرِ ما رَوَوْا

40. Takrif (definisi) itu ada tiga, yaitu: Ta'rif Had, Ta'rif Rosm dan Ta'rif Lafzhiy.

41. Ta'rif Had adalah ta'rif yang bisa terjadi sebab adanya lafal kulliy jinsi dan fashal sedang takrif rosm adalah takrif yang terjadi dengan lafal kulliy jinsi dan khosh secara bersama.

42. Takrif naqish adalah takrif yang terjadi dengan fashal atau beserta jinsi ba'id, bukan jinsi qorib.

43. Sedangkan Naqish Rosm adalah takrif yang terjadi dengan sifat khos (khusus) dan bersama dengan jinsi ba'id, tetapi harus tetap ada keterkaitan.

44. Takrif lafdziy itu dikenal di kalangan ahli mantiq begitu juga mengganti lafdzi dengan radif.

45. Dan yang menjadi syarat pada takrif itu, jika (di dalamnya) terlihat ada (terkandung pengertian) yang muthorid yang mun'akis (yaitu jami' manik, jelas yang tidak lebih jauh.

46. Dan tidak sama dan tidak dibuat majaz, tanpa ada indikasi (qorinah lafal kulliiy), yang dengan indikasi kulliy ini, sesuatu tersebut bisa terjaga.

47. Tidak dengan sesuatu yang bisa diketahui dengan dibatasi, dan tidak (pula) dengan lafal musytarok yang sepi dari indikasi (qorinah).

48. Sejumlah ulama ahli logika menyatakan bahwa hukum-hukum itu tidak bisa masuk ke dalam beberapa definisi atau had.

49. Juga tidak boleh memasukkan lafal aw ke dalam beberapa definisi, dan boleh memasukkan lafal ke dalam rosm. Maka sesuatu yang diceritakan oleh para ahli logika harus bisa diketahui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

document.body.className = document.body.className.replace('loading', ''); }, 10);